Episode 8, udah gak kuat bapak halusinasi

CERITA HR, Bersama Bapak
Episode 8, udah gak kuat bapak halusinasi   

Ini pertama kali saya dikejutkan dengan pemandangan yang membuat kaget dan menangis, Bapak berhalusinasi minum menggunakan botol air mineral. Sambil menahan napas saya merekam dengan video seraya mengucapkan takbir ALLAHU AKBAR berulang kali sambil gemetar.

Selepas waktu sholat Jumat saya kembali ke ruangan Bapak, seperti biasa menanyakan apakah ada yang sakit. Mulai dari dahinya panas atau tidak, dadanya, perutnya, kakinya. gak lama Bapak bilang “aduh sakit” tangan kanannya yang dipenuhi infus sudah berada diatas perutnya.

Aku panik langsung nelpon orang rumah, “ma.. mama lagi ngapain? Cepetan kesini ma!” sedikit tergesa.

“kenapa?” tanya mamaku santai

“Bapak sudah sampai diperut ma, sakit perutnya.

Sementara di WA keluarga Family Ritonga adikku yang ketiga bilang “mama istirahat saja hari ini besok aja ke rumah sakitnya” katanya

Aku langsung jawab “besok urusan besok, sekarang aja!”

Mama dan adikku yang bontot beserta adikku yang kedua sepaket berangkat bersama ke Rumah sakit lama banget sampenya. Jamaah mama sudah sampai duluan pas waktu ashar, mereka ada 8 orang Ibu-Ibu.

Saya meminta secara bergantian untuk menjenguk bapak ke dalam ruangan masing-masing 2 orang dan tidak bertanya banyak hal cukup tanya “masih ingat gak?, dan cerita yang bagus-bagus saja selama bertetangga” aku memberikan briefing terlebih dahulu agar para Ibu tidak bertanya “sakit apa pak?” bukan itu lagi yang ditanyakan kepada pasien kritis.

Alhamdulillah mereka mengerti dan durasi mereka bertemu Bapak cuma 2 Menit paling lama bergantian, hari ini juga keponakan yang tinggal dekat rumah datang, seperti kak lina, bu ijah, adji, Dudi, Azis, Marwah, dan lainnya.

Alhasil jumat malam semuanya datang berkumpullah keluarga inti tanpa anggota keluarga yang masih di Makasar dan Medan, malam itu sempat berdebat dengan adik ke2 untuk ikut menjaga bapak malam ini.

Akhirnya adikku yang ke3 mengalah aku disuruh pulang dan adik ke2 juga disuruh pulang. Tapi aku sempat berkata pada adikku yang ketiga dengan mengusap bahu sebelah kirinya dan berkata “Kak ity percaya sama awin, awin bisa mengambil Keputusan yang terbaik untuk Bapak, titip Bapak ya kaki ty udah gak kuat” sekilas tampak adik ketigaku itu matanya berkaca-kaca.

Adik ke3 ku ini orangnya percayaan dengan proses medis, kalau aku tipe kritis kalo ada tindakan yang menurutku diluar logika langsung ditanyakan, dan katanya membuat tim medis kurang nyaman saat bekerja. Padahal itu sudah resiko mereka kuat mental.

Tapi kata adikku yang ke3 mereka manusia juga yang harus diikuti prosesnya karena kita ke rumah sakit, aku mencoba mengalah saat itu.

Siapa sangka jam 3 pagi ternyata adikku mengambil Keputusan yang berani meski korban 450ribu untuk mobil ambulance DKI, padahal ambulance rumah sakit selalu standby 24 jam, saya sudah tak peduli dan gak mau ribut, yang terpenting saat itu adalah kami sekeluarga ikuti scenario ALLAH dengan ikhtiar kami untuk kesembuhan Bapak itu saja.


💗💗💗💗💗
Blog            : hannaritongahr.blogspot.com
Instagram  : @hanna_ritonga_
Youtube      : Hanna Ritonga Official

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tamu Pilihan ALLAH Ta'ala pergi ke Tanah Suci - Makkah

gak ada Persahabatan yang murni antara cewe dan cowo