Episode 7, kaki dan tangan bapak pucat dan dingin
Episode 7, kaki dan tangan bapak pucat dan dingin
Hari ini Kamis 30 November 2023, bapak kedatangan tamu dari masjid tempat ia menuntut ilmu Masjid Al Arief, tetangga dan jamaah ngaji mama di perumahan pejuang pratama. Telapak tangan bapak membengkak karena banyak cairan dari infus, pucat dan dingin. Begitu pun dengan telapak kakinya.
Saya yang setiap hari pas jadwal jaga selalu bertanya sambil memegang beberapa anggota tubuhnya.
“gimana
pak?ini bagaimana?”aku meletakkan telapak tanganku di jidat/dahinya
“enggak”
jawabnya. tanda baik-baik saja
“perut?gimana?”
tanyaku lagi
“sakit dikit tapi sudah hilang” jawabnya
Yang paling sering ia minta diusap adalah dadanya, dengan handuk atau tisu basah sambil dibacakan ayat suci alquran atau berdzikir. Jika dilihat posisinya dada yang Ia tunjuk adalah jantung. Malam harinya sambil menunggu adik ke3 datang untuk gantian jaga, saya berperan layaknya kakak atau Ibu yang membacakan cerita sebelum tidur (mendongeng).
Kubuka ayat suci alquran dan membacakan tri kul, Surat Al Ikhlas, Al falaq, dan surat Annas bersama dengan artinya, sambil mengusap dahi dan dadanya secara bergantian Terlihat sekali perbedaan jika diajak ngobrol atau didiamkan saja bapak gelisah bolak balik badan. Sedangkan apabila dibacakan ayat suci alquran bapak lebih tenang dan cepat tertidur.
Pucat pada tangan dan kaki menurut penjelasan dokter dikarenakan transfusi darah yang dialirkan tidak masuk atau tidak sampai telapak kaki, entah mengapa dokter tidak bisa menjelaskan secara detail apakah memang perlu pengecekan lebih lanjut atau ya sudahlah.
Para petugas laboratorium terkadang tidak bisa mengambil darah untuk cek HB cek ginjal dan macam-macam. Saya yang tadinya tidak paham jadi tahu salah satunya pada saat pihak laboratorium mengambil darah/sample darah pasien, aliran infus harus dimatikan/diturunkan terlebih dahulu, baru dinaikkan kembali volumenya setelah proses pengambilan darah selesai dilakukan.
Ilmu lainnya yang pelajari tentang medis adalah dosis/takaran obat yang diberikan kepada pasien, harus sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan fisik pasien saat itu. Apabila over dosis atau mengandalkan pengalaman seperti biasanya sangat berbahaya dan bisa fatal.
Beda pasien beda usia, beda kekuatan fisik maka cara pendekatan pengobatannya juga berbeda tidak bisa disamakan. Seperti kepala perawat bilang di Rumah sakit tipe B ini, Bapak termasuk yang unik. Ketika menggunakan treatment yang sama dengan pengalaman dirinya terdahulu (kepala perawat) ternyata cocok. Justru dengan dosis seperti pada umumnya digunakan pada pasien rumah sakit tersbut malah tidak cocok sampai menimbulkan reaksi mual dan muntah.
Blog : hannaritongahr.blogspot.com
Instagram : @hanna_ritonga_
Komentar