Episode 10, Bapak minta sholat

CERITA HR, Bersama Bapak
Episode 10, Bapak minta sholat 

Bapak pindah dari Rumah Sakit Tipe B ke Tipe A pukul 3 pagi, kasian adikku yang ke3 semalam karena psikisku drop melihat bapak halusinasi dan asik ke2ku dipaksa istrinya pulang dengan alasan belum tidur, padahal aku hanya minta temenin di rumah sakit dia tidur aku yang menjaga bapak tapi akhirnya adikku yang ke 3 mengalah dia yang menjaga Bapak.

Alhasil dia belum tidur sempurna, Jelang subuh aku baru melihat grup wa keluarga inti dengan foto bapak yang dibawa ambulance ke RSPAD langsung bilang jam 6 pagi ke RSPAD. Ba’da subuh mandi dan rapi-rapi kupesan driver motor online dan memesan tujuan langsung rumah sakit, dalam keadaan genting seperti ini tidak bisa naik transjakarta atau commuterline yang biasanya kulakukan.

Alhamdulillah jalanan lancar, ALLAH ridho aku sampai 30 menit setelahnya, adik ke-3 diminta perawat shift malam yang belum pulang untuk menyerahkan sample darah Bapak ke laboratoriun untuk di observasi ulang.

Begitulah prosedur tiap masuk IGD. Pada saat adik ke-3ku, tidur di masjid RSPAD aku yang menjaga Bapak,

Pukul 7 pagi tetiba bapak bilang “mau sholat”

“Bapak mau sholat apa?” Tanyaku.

“sholat ashar” katanya

Padahal waktu masih dhuha, tapi tak apalah pikirku dalam hati, aku pun mengambil bantal untuk bapak tayamun, dari pada ia harus memaksakan tangannya ke pinggiran bed rumah sakit dengan gemetar seperti biasanya karena ada selang infus dengan lakban yang merekat kencang di telapak tangannya.

Mulut bapak komat kamit seperti membaca ayat al quran dalam Gerakan sholat meski ia melakukannya dalam keadaan berbaring, aku terus mengawasi Gerakan bapak yang gelisah ke kanan dan ke kiri.

Perawat sesekali datang untuk mengambil sample darah untuk di cek berbagai diagnosa, kali ini perawat bingung kenapa tidak ada lagi darah yang bisa diambil, ditangan, di kaki akhirnya perawat mengambil darah dari panggul sebelah kiri atas, bapak kesakitan tapi berhasil diambil meski sedikit.

Perawat berganti shift pagi, ganteng seperti pemain film campuran india-arab gesturenya seperti tentara, tegas tegap meski badannya tidak terlalu tinggi, sedang saja, awalnya ia kasih obat penahan mual berupa botol sirup, tapi tidak memberi tahu takarannya, aku tanya idam saja, entah tidak dengar atau memang cuek.

Gak lama aku disuruh perawat ganteng itu untuk melakukan 3 administrasi, pertama daftar rawat inap, lalu ke bank darah untuk minta tranfusi darah dan terakhir ke farmasi minta obat.

Agak khawatir meninggalkan bapak terlalu lama mengingat ia sudah tak ingat waktu dan masih berhalusinasi. Tapi kuberanikan diri untuk pergi mengurus apa yang diminta perawat itu.

Karena banyak gerak bapak selalu merosot dari Kasur yang cuma seukuran badan itu menggunakan bed IGD untuk transit, sebelum masuk ruang rawat inap di RSPAD. Sampai juga sore hari sekitar pukul 17.00 wib bapak mulai gelisah lagi, melihat keatas terus,

2x kantong transfusi darah tidak mengalir dengan sempurna ke badan bapak, bahkan sesekali aku harus menekan tabung plastik kecil yang ada dibagian penyaluran darah dari kantong menuju selang infus.

Perawat yang bertugas sore hingga malam juga sampai bingung kenapa tidak lancar apakah karena darahnya masih beku, akhirnya bapak diberi suntikan cairan untuk mengencerkan darah beku dengan harapan bisa mengalir dengan cepat masuk melalui selang infus.

Tapi tidak juga berhasil, bahkan selang infus berkali-kali diganti, diduga macetnya terjadi pada selang, usaha ini juga gak berhasil dilakukan akhirnya ya sudah untuk menenangkan bapak aku putar youtube sholawat Jibril dengan durasi 2 jam tak berhenti, bapak pun mengikutinya dengan seksama hingga tertidur.

💗💗💗💗💗
Blog            : hannaritongahr.blogspot.com
Instagram  : @hanna_ritonga_
Youtube      : Hanna Ritonga Official

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tamu Pilihan ALLAH Ta'ala pergi ke Tanah Suci - Makkah

gak ada Persahabatan yang murni antara cewe dan cowo